CERITA berikut ini merupakan kisah nyata, yang diceritakan seseorang bernama Wagiran yang tinggal di Wates Jogyakarta kepada penulis. Cerita Wagiran sebagai berikut.
Saya seorang tukang poles gabah, yaitu gabah yang digiling menjadi beras. Tugasku menggangkat gabah-gabah itu ke penggilingan, kemudian hasilnya aku masukkan dalam karung-karung beras. Sebagai buruh gilingan, tentunya gajiku cukup untuk makan saja. Sementara istriku Yanti, hanya ibu rumah tangga. Kami dikaruniai anak laki-laki, dan aku beri nama Heri. Rasa lelah sehabis kerja seharian hilang, begitu melihat Heri anakku menyambutku sambil berlari-lari kecil. Tahun 1986, Heri genab berumur 3 tahun. Awalnya kehidupan rumah tangga kami biasa-biasa saja, tetapi satu tahun kemudian semuanya itu menjadi hancur berantakan. Yach, gajiku tak cukup untuk menutupi kebutuhan sehari-hari, akhirnya istriku tak tahan hidup serba kekurangan. Dia lari dengan laki-laki lain yang kaya.