KONSULTASI Email ke : kadonyan99@gmail.com
google_ad_client = "pub-6102853269265692"; google_ad_host = "pub-1556223355139109"; /* 300x250, created 3/3/11 */ google_ad_slot = "8655118434"; google_ad_width = 300; google_ad_height = 250; google_language = "en" //-->
KONSULTASI eMAIL KE : kadonyan99@gmail.com

Pemakaman Korban Wedus Gembel

Tugas Mas Penewu Suraksohargo atau lebih dikenal Mbah Maridjan sebagai penjaga setia Gunung Merapi sudah berakhir. Lelaki sepuh itu memilih beristirahat panjang di kaki Merapi yang seluruh hidupnya diabdikan menjaga gunung tersebut.
 Kamis (28/10) pagi, Mbah Maridjan dimakamkan di pemakaman keluarga di Srumen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Lokasi pemakaman hanya berjarak sekitar 4 kilometer dari kediaman Mbah Maridjan atau 7 kilometer dari puncak Merapi.
 “Simbah dimakamkan di makam keluarga karena mbahnya ada di sana. Dari makam Sidorejo hanya dibatasi Sungai Gendol,” tutur Agus salah satu cucu almarhum.
 Makam Mbah Maridjan dekat dengan kampungnya Kinahrejo - kampung asri yang berubah jadi padang tandus pasca diterjang awan dan abu Merapi. “Kira-kira hanya 5 kilometer dari kampungnya,” tambahnya.
 Sejumlah orang penting hadir dalam pemakaman abdi dalem Kraton Yogyakarta itu.
Sejumlah karangan bunga dari tokoh-tokoh politik terlihat seperti Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta. Almarhum Mbah Maridjan juga mendapat kehormatan terakhir dengan disemayamkan di kampus Universitas Islam Indonesia. Pemakaman Mbah Maridjan juga diliput sejumlah media asing seperti CNN dan Reuters.
 Hingga kemarin, total korban tewas akibat semburan awan panas Merapi mencapai 31 orang. Sebagian besar korban tewas telah dikuburkan secara massal, di Sidorejo, Umbulharjo, Cangkringan.
Ponirah, istri Mbah Maridjan mengaku ikhlas dengan kepergian lelaki yang puluhan tahun mendampinginya.
 “Sampun dipendhet, kulo ikhlas..ikhlas..ikhlas (sudah diambil, saya ikhlas..ikhlas.. ikhlas”),” tutur wanita itu.
 Gelombang awan panas yang menyembur dari perut Merapi merenggut nyawa Mbah Maridjan pada Selasa (26/10) petang. Mantan penasihat Presiden Soekarno itu ditemukan tewas di rumahnya di Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan, bersama 15 korban lainnya.
 Tubuh kuncen Merapi itu baru ditemukan, Rabu (27/10) pagi, setelah tim evakuasi pascagelombang panas menyapu Dusun Kinahrejo. Mbah Maridjan ditemukan sudah tidak bernyawa tengah melaksanakan salat dalam posisi sujud.
 Awan Panas Beberapa jam setelah prosesi pemakaman Mbah Maridjan, Merapi kembali menunjukkan aktivitasnya. Sekitar pukul 16.16 WIB, Merapi kembali meluncurkan awan panas atau wedhus gembel dengan ketinggian 3,5 kilometer.
 Kepala Pusat Vulkonologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Surono, menjelaskan, awan panas Merapi kali ini mengarah ke selatan. Surono belum bisa memastikan adanya korban akibat gelombang awan panas yang kembali disemburkan merapi. “Saya masih belum menerima laporan,” cetusnya.
 Ribuan pengungsi diperintahkan untuk tetap bertahan di barak-barak pengungsian Umbuhardjo. Tim evakuasi terdiri dari relawan, tim SAR, dan TNI mengumpulkan ratusan ternak warga yang mati akibat semburan awan panas Gunung Merapi di sejumlah dusun sekitar lereng. Namun evakuasi ternak terhenti karena Merapi kembali mengeluarkan erupsi kecil. “Masih batuk-batuk (Gunung Merapi). Tim evakuasi di Kaliadem untuk evakuasi ternak berhenti dulu,” kata Wakil Bupati Sleman, Yuni Satya Rahayu.
 Hingga pukul 17.30 WIB, lahar Gunung Merapi sudah turun hingga 3 kilometer. “Ya laharnya sudah turun 3 Km. Kaliadem sudah kosong. Dusun yang lain tadinya juga sudah dikosongkan,” ujarnya.
 Diguncang Gempa  Menjelang pemakaman para korban awan panas Merapi, bumi Yogyakarta kembali bergetar. Sebuah gempa berkekuatan 4,0 skala Richter mengguncang Yogya sekitar pukul 08.39 WIB. Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa tidak terlalu besar.
 Pusat gempa berada di 8.02 Lintang Selatan dan 110.49 Bujur Timur tepatnya 13 kilometer Barat Daya Wonosari-DIY dengan kedalaman 10 kilometer.
 Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Jusuf Kalla meminta warga mengikuti arahan pemerintah bila menghadapi bencana alam. Meninggalnya relawan PMI Bantul, Tutur Prijono menjadi pelajaran berharga bagi masyarakat saat mengalami situasi bencana.
 Mantan Wapres itu menilai Tutur merupakan relawan hebat dan mempunyai naluri kemanusian tinggi. Sebenarnya, sebut Kalla, Tutur saat itu sudah berada di tempat yang aman, namun dia mendengar ada sekitar 15 warga masih bertahan di rumah di wilayah rawan terkena awan panas.
 “Ketika mendengar masih ada warga bertahan, dia kembali lagi ke atas. Tapi, gunung keburu memuntahkan awan panas. Tutur pun terperangkap dan dinyatakan meninggal dunia,” ungkap Kalla.
 Pengganti Hingga kini Kraton Yogyakarta belum memikirkan siapa pengganti Mbah Maridjan untuk menjadi juru kunci. Sebelumnya, Sultan Hameng Kubuwono mengaku masih memfokuskan penanganam para pengungsi dari bencana letusan Gunung Merapi.
 Asih, putra tertua Mbah Maridjan hanya tersenyum ketika ditanya apakah siap jika dirinya diminta Sultan menggantikan posisi ayahnya menjadi juru kunci.
“Saya tidak mau jawab itu. Semua bergantung keputusan Sultan,” ujarnya senyum.
 Dia mengaku bangga terhadap bapaknya yang sepanjang hidupnya diabdikan menjaga Merapi. “Saya bangga, bapak meninggal dalam menjalankan tugasnya sebagai juru kunci Merapi,” tutur Asih. (tribunnews/xna/wjn/fer)
sumber " http://www.sripoku.com/view/50757/wedhus_gembel_menyembur_35_km

Suasana Pemakaman Sang " JURU KUNCI " Merapi

Jenazah Mbah Maridjan dimakamkan di pemakaman keluarga Srumen, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman. Tokoh-tokoh masyarakat hadir di pemakamannya, termasuk Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Pemakaman ini menutup tugas Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi secara paripurna, sebagai orang terakhir yang tinggal di Merapi ketika pada Selasa 26 Oktober 2010 petang, awan panas Merapi 'wedhus gembel' menerjang Dusun Kinahrejo, Umbulharjo, Cangkringan. Dan jasa Mbah Maridjan ditemukan dalam posisi bersujud di rumahnya yang tunggang langgang dihajar awan panas.

Meski terpisah, rumah peristirahatan terakhir 
pria yang diberi gelar Mas Penewu Suraksohargo oleh Sultan Hamengku Buwono IX ini berada tak jauh dari pemakaman massal korban Merapi di Sidorejo, Umbulharjo. Hanya dibatasi Sungai Gendol, kata Agus Winaryo, salah seorang kerabatnya.

Dan makam ini pun juga tak jauh dari Kinahrejo yang sekarang bak kampung hantu berdebu vulkanik. "Kira-kira hanya 5 kilometer dari kampungnya," kata Agus Winaryo.

sumber : http://nasional.vivanews.com/news/read/185576-foto-foto-pemakaman-mbah-maridjan

Gugurnya Sang Juru Kunci Sejati

Tahun 2006 hampir semua mata dunia terhentak kaget...seperti fenomena alam yang terjadi saat itu...Gunung paling aktif dan paling berbahaya didunia yaitu Gunung Merapi yg terletak  di Yogyakarta akan meletus....semua orang panik...tapi ada satu sosok yang akhirnya jadi legenda yaitu Mbah Maridjan tampak tenang dan santai...padahal beliau bertempat tinggal persis dilereng merapi yg mana lahar dan wedus gembel ( Awan Panas ) siap menerjang dan melumat habis tempat tinggalnya....
 
Ya itulah Sosok Mbah Maridjan, Lelaki tua dengan usia 83thn...Seorang  Fenomenal yang begitu patuh akan printah Rajanya...tepatnya Sri Sultan Hamengkubuwono IX untuk menjadi penjaga Gunung  Merapi ..dan beliau mendapat Gelar Raden Ngabehi Suraksohargo..... Mbah Maridjan adalah pribadi yang kukuh sekaligus humoris. Beliau gampang bergaul dengan siapa saja dan dari kalangan apa saja. Beliau tidak membuat jarak... Padahal banyak yang mengkultuskan karena jabatannya sebagai juru kunci Gunung Merapi yang dimistiskan,  dan 'menselebritiskan' sang mbah ketika membintangi iklan produk dan beliau adalah sosok prajurit sejati yang menjunjung tinggi sabda pandhito Ratu untuk menjalankan tugasnya....mengapa saya sebut prajurit sejati...karena di bawah amukan alam merapi dibawah acaman lahar dan awan panas beliau tetap bergerming di tugas yang telah diprintahkan...karena Beliau percaya...Gunung Merapi belum saatnya meletus...walau BMG sudah memperkirakan Merapi akan meletus saat itu...ajuran pemerintah untuk beliau mengungsi tak digubrisnya...bahkan printah Sri Sultan Hamenkubuwono IX pun tidak mengoyahkannya...karena saat itu perintah Sri Sultan Hamenkubuwono IX sebagai Gubernur bukan sebagai Raja Beliau ( konfirmasi dari Sri Sultan Hamenkubuwono IX saat di interview di sebuah TV swasta )....karena bagi Mbah Maridjan...sabdo panditho ratu harus dijunjung tinngi sampai maut menjemputnya...dan Sri Sultan Hamenkubuwono IX pun membenarkan apa yg mbah maridjan lakukan...karena itu wujud dari seorang prajurit yg harus siap mati di medan peperangan, apapun yang terjadi dengan dirinya.....

Rahasia harta Gaib ( Harta Karun )

Harta karun gaib baik berupa emas, uang dll memang selalu menarik perhatian banyak orang. Bukan rahasia lagi, dikalangan petinggi negara pun kerap berburu harta yang tak tampak ini entah dengan tujuan memperkaya diri ataupun untuk dengan niatan membantu keterpurukan ekonomi negara. Nah, pertanyaan adalah benarkah harta karun gaib itu benar-benar tersedia di alam sana?
Jawabannya sebenarnya cukup mudah, yaitu memang harta karun tersebut benar adanya karena sejumlah orang telah banyak yang berhasil mengambilnya. Hanya saja mengambil harta tersebut tidaklah semudah membalikan telapak tangan! 
Saking banyaknya orang yang tergiur harta ini terlebih ditengah kesulitan ekonomi  yang memuncak maka banyak pula bermunculan aksi penipuan orang-orang yang mengaku paranormal yang mampu menarik harta karun yang biasanya berupa uang atau emas. Padahal orang tsb bukanlah paranormal sejati dan hanya penipu ulung saja yang akhirnya akan memperburuk citra paranormal yang baik. Sindikat ini tidak hanya dilakukan oleh seorang pelaku saja melainkan beberapa orang yang akan berpura-pura sebagai pasien/klien yang mengaku berhasil menarik harta karun tsb. Biasanya dalam menipu, mereka membawa mobil bagus untuk ditunjukan kepada calon korbannya. Setelah korban terpengaruh maka ia pun akan menyiapkan banyak uang sebagai biaya penarikan harta karun tsb. Ujung-ujungnya adalah korban gagal mendapat harta karun dan para pelaku pun raib entah kemana.